... .. . Resensi Buku Islam

Situs ini memuat informasi tentang buku buku Islam. Resensi dan ringkasan buku buku Islam yang insya Allah bermanfaat buat para pembaca.

Friday, December 12, 2025

Senarai Pena dan Ilmu dalam Surat Al Alaq



A. Allah ‘azza wa jalla berfirman dalam surat Al Alaq ayat 4:
ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ 
(Yang mengajarkan (manusia) dengan pena).


[1]. Begitu mulia dan pentingnya pena, sampai Allah 'Azza wa jalla bersumpah dengan pena dalam surat Al Qalam ayat 1.
نٓ ۚ وَٱلْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ" (Nun, demi pena dan apa yang mereka tulis).

[2]. Salah satu anugerah Allah adalah mengajarkan ilmu kepada manusia dengan perantaraan pena. (Tafsir Juz 'Amma, Dr. Firanda Andirja, Lc., MA.).

[3]. Qatadah rahimahullah berkata 
Pena merupakan nikmat Allah yang besar, seandainya tidak ada pena, agama ini tidak akan tegak (Fatḥ al-Bayān fī Maqāṣid al-Qur’ān 15/311).

[4]. Tanpa pena, ilmu pengetahuan tidak akan ada. Pena adalah alat dan sarana utama ilmu, jejaknya jelas di sepanjang masa. Melalui pena, ilmu dari satu generasi dipindahkan ke generasi berikutnya. 

[5]. Jika kita melihat pengaruh warisan ilmu yang ditinggalkan lewat goresan pena orang-orang dahulu, maka kita akan menyadari betapa pena memberikan perbedaan besar dalam kemuliaan seseorang. Betapa banyak orang yang sudah terkubur di dalam tanah, namun pengaruhnya masih hidup di dunia ini! Dan betapa banyak orang yang masih hidup, tetapi tidak memiliki jejak apa pun! [Rihlah Tadabbur (6/619)]. 

[6]. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, 
"Mengajar dengan pena adalah salah satu anugerah terbesar dari Allah kepada hamba-hamba-Nya. Karena dengan pena, ilmu pengetahuan diabadikan, hak-hak ditetapkan, wasiat-wasiat diketahui, kesaksian-kesaksian disimpan, dan catatan transaksi antara manusia diatur. Dengan pena, berita-berita masa lalu dicatat untuk generasi yang akan datang. Tanpa tulisan, berita dari suatu zaman tidak akan sampai ke zaman berikutnya, sunnah akan terlupakan, hukum akan menjadi kacau, dan generasi penerus tidak akan mengetahui cara-cara generasi terdahulu." [Miftah Daar as-Sa‘adah (2/792)]. 

[7]. Ikatlah ilmu dangan menulisnya.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قيِّدُوا العِلمَ بالكِتابِ
"Jagalah ilmu dengan menulis." (Shahih Al-Jami’, no.4434. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah, As Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah Nomor: 2026 Derajat hadits Shahih).

[8]. Seandainya tidak ada tulisan niscaya ilmu-ilmu itu akan hilang. (Tafsir Juz 'Amma, Dr. Firanda Andirja, Lc., MA.)

[9]. Asy-Sya’bi rahimahullah berkata,
إِذَا سَمِعْتَ شَيْئًا فَاكْتُبْهُ وَلَوْ فِي الْحَائِطِ
"Apabila engkau mendengar sesuatu ilmu, maka tulislah meskipun pada dinding". (Abu Khaitsamah, Al-‘Ilmu no. 146)

[10]. Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,
الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja
(Diwan Syafi’I hal. 103).


B. Allah Allah ‘azza wa jalla berfirman dalam surat Al Alaq ayat 5:
عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ 
(Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). 

[11]. Ibnu Katsir berkata
Ayat ini mengingatkan kita bahwa di antara kebaikan Allah adalah mengajarkan manusia ilmu yang belum diketahuinya. Maka Allah memuliakan manusia dengan ilmu, dan dengan ilmu itulah yang menjadikan nenek moyang manusia, Adam, istimewa melebihi para malaikat. (Tafsir Ibnu Katsir, 8/422)

[12]. Imam Al Qurthubi memaparkan ada tiga pendapat ulama tentang makna al insaan (manusia) yang dimaksudkan pada ayat ini, yaitu Nabi Adam alaihissalam; Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam; Manusia secara umum.

[13]. Allah mengajarkanmu ilmu syari'at yang dengannya kamu memahami islam yang mulia ini, dan juga ilmu duniawi yang dengannya pula kamu meraih kemaslahatan duniamu. (Tafsir Juz 'Amma, Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan)

[14]. Ilmu menjadi pembeda antara manusia dengan hewan, selain perbedaan secara fisik. Selain itu, ilmulah yang membedakan orang yang berilmu dengan orang yang bodoh. (Tafsir Juz 'Amma, Dr. Firanda Andirja, Lc., MA.).

Allah berfirman dalam surat Az Zumar ayat 9,

أَمَّنْ هُوَ قَـٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًۭا وَقَآئِمًۭا يَحْذَرُ ٱلْـَٔاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَـٰبِ ٩

(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.

[15]. Bahkan Allah membedakan antara anjing yang berilmu dengan anjing yang bodoh. 
Allah berfirman dalam surat al Maidah ayat 4, 

يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَآ أُحِلَّ لَهُمْ ۖ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ ٱلطَّيِّبَـٰتُ ۙ وَمَا عَلَّمْتُم مِّنَ ٱلْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ ٱللَّهُ ۖ فَكُلُوا۟ مِمَّآ أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَٱذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَيْهِ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ ٤

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah, "Yang dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya." 

[16]. Semua ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang ilmiyyah. Agama yang meyandarkan segala sesuatunya dengan dalil dan argumentasi. Maka jauhi sikap beragama yang tanpa ilmu.  


===============
Ditulis oleh Abu Maryam Chandra
Sabtu malam hening di Bogor
21 Jumadil Akhir 1447 H/12 Desember 2025 M


Selanjutnya...

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home