... .. . Resensi Buku Islam

Situs ini memuat informasi tentang buku buku Islam. Resensi dan ringkasan buku buku Islam yang insya Allah bermanfaat buat para pembaca.

Friday, December 19, 2025

Senarai Sumpah dengan Nama Allah


https://buku-islam.blogspot.com/
=============================


. Bersumpah, artinya menguatkan suatu obyek pembicaraan dengan menyebut sesuatu yang diagungkan dengan lafazh yang khusus. Yaitu dengan menggunakan salah satu di antara huruf sumpah ba`, wawu, atau ta` (dalam bahasa Arab). Yakni dengan mengatakan billahi, wallahi, atau tallahi, yang artinya demi Allah. (Abu Haidar As Sundawi, Hukum Bersumpah dengan Menyebut Nama Selain Allah, https://almanhaj.or.id). 


. *Bersumpah hanya boleh dengan nama Allah semata*
Misalnya, 
Demi Allah; 
Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi; 
Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya;
dan yang semisal.  

Dalam sebuah hadits diterangkan, 
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ ـ رضى الله عنهما ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَدْرَكَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ وَهْوَ يَسِيرُ فِي رَكْبٍ يَحْلِفُ بِأَبِيهِ فَقَالَ ‏ "‏ أَلاَ إِنَّ اللَّهَ يَنْهَاكُمْ أَنْ تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ، مَنْ كَانَ حَالِفًا فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ، أَوْ لِيَصْمُتْ ‏"‏‏.‏

Rasulullah ﷺ
"Ingatlah sesungguhnya Allah melarang kalian untuk bersumpah dengan menyebut nama bapak-bapak kalian. Siapa yang hendak bersumpah maka hendaknya bersumpah dengan Allah atau jika tidak diam saja". (HR Bukhari no 6646).


. Terlarang *bersumpah dengan nama selain Allah karena termasuk kesyirikan*

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاَءِ، حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ، قَالَ سَمِعْتُ الْحَسَنَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، قَالَ سَمِعَ ابْنُ عُمَرَ، رَجُلاً يَحْلِفُ لاَ وَالْكَعْبَةِ فَقَالَ لَهُ ابْنُ عُمَرَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏ "‏ مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ ‏"‏ ‏.‏

Dari Sa'id ibn Ubaydah berkata: Ibnu Umar mendengar seorang pria bersumpah: Tidak, aku bersumpah demi Ka'bah. Ibnu Umar berkata kepadanya: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Barang siapa bersumpah demi selain Allah maka ia telah syirik.
(HR Abū Dāwūd no 3251, Tirmidzī dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albānī raḥimahullāh). 

Syirik yang dimaksud dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. *Namun bisa sampai kepada syirik besar* bila dia mengucapkan sumpah dengan makhluk disertai pengagungan seperti kalau dia mengagungkan Allāh ﷻ, seperti sumpah yang dilakukan oleh orang-orang musyrik dengan mengatakan, demi dewa fulan, demi lāta dan lain-lain. (Silsilah 1: Belajar Tauhid, Ustadz Abdullah Roy hafizhahullah).

. Contoh bersumpah dengan nama selain Allah, misalnya
Demi Ka’bah
Demi Jibrīl
Demi Rasūlullāh
Demi langit dan bumi
Demi bulan dan bintang
Demi cintaku kepadamu
Demi kehormatanku, aku berjanji
dll

Sumpah-sumpah seperti ini haram dan termasuk syirik. 

. As-Syaukani menjelaskan hikmah pelarangan tersebut,

قال العلماء: السر في النهي عن الحلف بغير الله أن الحلف بالشيء يقتضي تعظيمه، والعظمة في الحقيقة إنما هي لله وحده، فلا يحلف إلا بالله وذاته وصفاته، وعلى ذلك اتفق الفقهاء

"Para ulama mengatakan bahwa rahasia di balik larangan bersumpah dengan selain Allah adalah karena bersumpah dengan sesuatu itu menunjukkan pengagungan dengan suatu yang disebutkan. Padahal keagungan yang hakiki adalah hanya milik Allah semata. Oleh karena itu tidak boleh bersumpah kecuali dengan Allah, zat dan sifat-Nya. Ini merupakan kesepakatan semua ahli fikih." (Nailul Author, 8/262).


. Bersumpah dengan menyebut selain nama Allah termasuk syirik, meskipun jujur. Berbeda dengan *sumpah palsu*. Sumpah palsu maksudnya yaitu bersumpah dengan menyebut nama Allah tetapi dengan kebohongan. Yang disebut adalah nama Allah tetapi dengan kebohongan, ini sumpah palsu. Dosa syirik lebih besar dari dosa bersumpah palsu. Karena dosa syirik dosanya tidak akan diampuni. Allah berfirman,

إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik“. (An Nisa: 116).


. *Bersumpah dengan menyebut selain nama Allah lebih berbahaya daripada sumpah palsu*. Sedemikian besarnya dosa tersebut, sehingga Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu mengatakan: "Kalau aku bersumpah dengan menyebut nama Allah dengan kedustaan, maka hal itu lebih aku sukai daripada bersumpah secara jujur dengan menyebut selain nama Allah". (Dikeluarkan oleh Abdur Razaq 8/469, Thabari dalam Al Kabir (8902). Al Mundziri berkata dalam At Targhib 3/607 dan Al Haitsami dalam Majma’uz Zawaid 4/177: "Para perawinya merupakan para perawi (kitab) Shahih"). 


. Berkata Imam Adz-Dzahabi rahimahullah tentang sumpah palsu atau dikenal dengan sumpah ghamus (ghamûs artinya menenggelamkan), "Sumpah palsu adalah sumpah yang dilakukan oleh seseorang yang sengaja berdusta dalam sumpahnya. Disebut ghamûs karena sumpah ini menenggelamkan orang yang bersumpah itu dalam dosa, ada yang mengatakan, *menenggelamkan pelakunya ke dalam neraka*". (Al-Kabâ-ir, hlm. 102).

Sumpah palsu termasuk salah satu dosa besar yang paling besar dan tidak bisa ditebus dengan kafarah atasnya. Yang wajib adalah bertaubat dengan taubat yang jujur. 

Dalam sebuah hadits disebutkan:

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا شَيْبَانُ، عَنْ فِرَاسٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْكَبَائِرُ قَالَ ‏"‏ الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ ‏"‏‏.‏ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ ‏"‏ ثُمَّ عُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ ‏"‏‏.‏ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ ‏"‏ الْيَمِينُ الْغَمُوسُ ‏"‏‏.‏ قُلْتُ وَمَا الْيَمِينُ الْغَمُوسُ قَالَ ‏"‏ الَّذِي يَقْتَطِعُ مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ هُوَ فِيهَا كَاذِبٌ ‏"‏‏.‏

Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata: Seorang Arab Badui datang kepada Nabi ﷺ lalu berkata, “Wahai Rasûlullâh! Apakah dosa-dosa besar itu?” Beliau ﷺ menjawab, “Isyrak (menyekutukan sesuatu) dengan Allâh”, dia bertanya lagi, “Kemudian apa?”, Beliau ﷺ menjawab, “Kemudian durhaka kepada dua orang tua”, dia bertanya lagi, “Kemudian apa?”, Beliau menjawab, “Sumpah ghamus”. Aku bertanya, “Apa sumpah ghamus itu?” Beliau ﷺ menjawab, “Sumpah dusta yang menjadikan dia mengambil harta seorang Muslim”. (HR. Al-Bukhâri, no. 6920).


. *Allah bersumpah dengan nama yang Dia kehendaki*
Allah berhak bersumpah dengan makhluk yang Dia ciptakan dan itu adalah hak Allah.

Malaikat yang bershaf-shaf (وَالصَّافَّاتِ / Wash-Shaaffaat): QS Ash-Shaaffat: 1
وَٱلصَّـٰٓفَّـٰتِ صَفًّۭا ١
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf,

Gunung (وَٱلطُّورِ / Wat-thur): QS At-Thur: 1 
وَٱلطُّورِ ١
Demi gunung (Sinai),

Laut (وَالْبَحْرِ / Wal-Bahr): QS At-Thur: 6
وَٱلْبَحْرِ ٱلْمَسْجُورِ ٦
demi lautan yang penuh gelombang,

Bintang (وَالنَّجْمِ / Wan-Najm): QS An-Najm: 1
وَٱلنَّجْمِ إِذَا هَوَىٰ ١
Demi bintang ketika terbenam,

Langit (وَالسَّمَاءِ / Was-Samaa'): QS At-Tariq: 1
وَٱلسَّمَآءِ وَٱلطَّارِقِ ١
Demi langit dan yang datang pada malam hari.

Fajar (وَالْفَجْرِ / Wal-Fajr): QS Al-Fajr: 1
وَٱلْفَجْرِ ١
Demi fajar

Kota Mekkah (Al-Balad) (لَا أُقْسِمُ بِهَٰذَا الْبَلَدِ / Laa Uqsimu bihaadzaa-Balad): QS Al-Balad: 1
لَآ أُقْسِمُ بِهَـٰذَا ٱلْبَلَدِ ١
Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekkah).

Matahari dan sinarnya (وَالشَّمْسِ / Wasy-Syams): QS Asy-Syams: 1
وَٱلشَّمْسِ وَضُحَىٰهَا ١
Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari.

Bulan (وَالْقَمَرِ / Wal-Qamar): QS Asy-Syams: 2
وَٱلْقَمَرِ إِذَا تَلَىٰهَا ٢
Demi bulan apabila mengiringinya.

Malam (وَالَّيْلِ / Wal-Lail): QS Al-Lail: 1
وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ ١
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang).

Siang (وَٱلنَّهَارِ / Wan-Nahaar): QS Al-Lail: 2
وَٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ ٢
Demi siang bila terang benderang.

Siang/Waktu Dhuha (وَالضُّحَىٰ / Wadh-Dhuhaa): QS Ad-Dhuha: 1
وَٱلضُّحَىٰ ١
Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalan).

Buah Tin dan Zaitun (وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ / Wat-Tiini Waz-Zaituun): QS At-Tin: 1
وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ ١
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun.

Gunung Sinai (Tur) (وَطُورِ سِينِينَ / Wa Tuuri Siiniin): QS At-Tin: 2
وَطُورِ سِينِينَ ٢
Demi gunung Sinai.

Negeri yang aman ini (وَهَـٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ / Wa Hadzal Baladil Amiin): QS At-Tin: 3
وَهَـٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ ٣
Dan demi negeri (Mekkah) yang aman ini.

Kuda yang berlari kencang (وَالْعَادِيَاتِ / Wal-'Aadiyaat): QS Al-'Adiyat: 1
وَٱلْعَـٰدِيَـٰتِ ضَبْحًۭا ١
Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah.

Waktu Asar (وَالْعَصْرِ / Wal-'Asr): QS Al-'Asr: 1
وَٱلْعَصْرِ ١
Demi masa.


. Sumpah yang Allah lakukan dengan menyebut makhluk-Nya, seperti: "Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah" (Al 'Adiyat: 1) atau "Demi masa" (Al-'Asr (103): 1) dan ayat yang lainnya, maka ada dua penjelasan tentang hal ini.

Pertama: Ini adalah termasuk perbuatan Allah, dan *Allah tidak boleh ditanya tentang apa yang Dia lakukan*. Dia boleh bersumpah dengan menyebut apa saja yang Dia kehendaki dari kalangan makhluk-Nya. Dialah yang akan bertanya, dan bukan yang akan ditanya. Dialah Hakim, dan bukan yang akan dihukumi.

Kedua: Sumpah Allah dengan ayat-ayat ini menjadi dalil tentang keagungan-Nya, kesempurnaan kekuasaan serta hikmah-Nya, sehingga sumpah tersebut menunjukan kebesaran-Nya, serta ketinggian derajat-Nya yang mengandung pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Abu Haidar As Sundawi, Hukum Bersumpah dengan Menyebut Nama Selain Allah, https://almanhaj.or.id)



==========
29 Jumadal Akhir 1447 H/20 Desember 2025 M
Pagi mendung di Bogor
Disusun oleh Abu Maryam Chandra


Selanjutnya...

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home