... .. . Resensi Buku Islam

Situs ini memuat informasi tentang buku buku Islam. Resensi dan ringkasan buku buku Islam yang insya Allah bermanfaat buat para pembaca.

Wednesday, May 08, 2024

Senarai Ketentuan Shalat Witir


[Hukum shalat Witir]
Shalat Witir hukumnya sunnah yang sangat ditekankan (muakkadah jiddan). Oleh karena itu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan shalat sunnah Fajar dan shalat sunnah Witir, baik ketika bepergian maupun tidak.


[Keutamaan shalat Witir]

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menjadikan bagi kalian shalat tambahan, dan shalat itu lebih baik daripada unta merah. Shalat itu adalah Witir". (Abu Dawud, Kitab Al Witr no. 1418).


[Waktu shalat Witir]
[1]
Waktu shalat Witir mencakup waktu malam antara shalat 'Isya sampai terbit fajar yang kedua (masuk shalat Subuh). Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menjadikan shalat tambahan bagi kalian, yakni shalat Witir. Laksanakanlah shalat ini di antara shalat 'Isya dan shalat Fajar (Subuh)." (Ahmad dalam al Musnad (VI/397, II/180, 206, 208). Dishahihkan oleh al Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil (II/258)).

Dari hadits ini jelas bahwa waktu shalat Witir adalah di antara shalat 'Isya dan shalat Subuh. Sama saja apakah seorang muslim shalat 'Isya pada waktunya, atau ia melaksanakannya dengan cara digabung dengan shalat Maghrib (jama' taqdiim). Yang jelas waktu shalat Witir sudah masuk sejak ia shalat 'Isya.

[2]
Melakukan Witir sebelum tidur dianjurkan bagi orang yang menyangka bahwa dirinya tidak dapat bangun di akhir malam.

Abu Bakar radhiyallaahu 'anhu melakukan shalat Witir setelah 'Isya dan dipuji Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sebagai seorang yang mengambil dengan hazm (kehati-hatian dan kepastian).

Umar radhiyallaahu 'anhu melakukan shalat Witir di akhir malam dan dipuji Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sebagai seorang yang mengambil dengan quwwah (kekuatan dan keteguhan tekad).

[3]
Melakukan Witir di akhir malam lebih utama bagi orang yang yakin memiliki kekuatan tekad untuk bangun.


[Ragam cara melakukan shalat Witir]
Cara pertama: Dilakukan shalat 13 raka'at, dengan salam untuk setiap dua raka'at dan mengganjilkannya dengan satu raka'at.

Cara kedua: Dilakukan shalat 13 raka'at, dengan salam untuk setiap dua raka'at dan witir dengan lima raka'at dalam satu kali salam.

Cara ketiga: Dilakukan shalat 11 raka'at, dengan salam untuk setiap dua raka'at dan ditutup dengan satu raka'at (lalu salam).

Cara keempat: Dilakukan shalat 9 raka'at tanpa duduk (tahiyyat) kecuali di raka'at ke delapan, kemudian (tanpa salam) langsung berdiri untuk raka'at ke sembilan.

Cara kelima: Dilakukan shalat 7 raka'at dan tidak duduk (tahiyyat) kecuali di akhirnya.

Cara keenam: Dilakukan shalat 7 raka'at dan tidak duduk (tahiyyat) kecuali dalam raka'at yang keenam.

Cara ketujuh: Dilakukan shalat 5 raka'at, dengan tidak duduk (tahiyyat) kecuali di akhirnya.

Cara kedelapan: Dilakukan shalat 3 raka'at, dengan salam di raka'at yang kedua lalu diakhiri dengan satu raka'at.

Cara kesembilan: Dilakukan shalat 3 raka'at berturut-turut tanpa duduk (tahiyyat) kecuali di akhirnya.

Cara kesepuluh: Dilakukan shalat 1 raka'at.


[Bacaan al Qur'an dalam shalat Witir]

Pada raka'at pertama membaca Q.S. Al A'laa, pada raka'at kedua membaca Q.S. Al Kaafiruun, pada raka'at ketiga membaca Q.S. Al Ikhlash.

At Tirmidzi rahimahullah berkata, "Dibaca dalam tiap satu raka'at sebanyak satu surat." (Sunan at-Tirmidzi (II/326)).


[Qunut dalam shalat Witir]
Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajariku beberapa kalimat yang aku ucapkan dalam shalat witir,

اللَّهُمَّ اهْدِنِى فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِى فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِى فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِى شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ


[Tempat doa qunut dalam shalat Witir]
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam qunut sebelum ruku' dan beliau pun di waktu yang lain melakukan qunut setelah ruku'. Jadi kedua cara ini disyariatkan. Adapun yang paling utama adalah qunut setelah ruku'.

Qunut dalam Witir hukumnya sunnah.


[Mengangkat tangan dalam doa qunut dan aminnya makmum]
Dari Abu Rafi', ia berkata, "Aku shalat di belakang Umar bin Khaththab radhiyallaahu 'anhu. Lalu ia qunut setelah ruku' sambil mengangkat kedua tangannya dan mengeraskan doanya.

Adapun dalil aminnya makmum atas doa imam mereka berdasarkan hadits Ibnu 'Abbas radhiyallaahu 'anhuma.


[Doa setelah salam dalam shalat Witir]

Setelah salam dari shalat Witir seseorang berdoa

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
رَبِّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ


[Membangunkan keluarga untuk shalat Witir adalah disyariatkan]
Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa ketika beliau telah Witir, maka beliau bersabda,

"Bangunlah, dan Witirlah wahai 'Aisyah." (HR. Bukhari no. 997, dan Muslim no. 744).




-------
Diringkas dari buku Panduan Lengkap Shalat Witir
karya Dr. Sa'id bin 'Ali bin Wahf al Qahthani, Penerbit Ibnu Umar.
Pendalilan bisa merujuk ke buku tersebut.
Diringkas oleh Chandra Abu Maryam
Pagi cerah di Bogor, Dzulqa'dah 1445 H/09 May 2024 M


Selanjutnya...

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home