... .. . Resensi Buku Islam

Situs ini memuat informasi tentang buku buku Islam. Resensi dan ringkasan buku buku Islam yang insya Allah bermanfaat buat para pembaca.

Monday, December 04, 2006

Kunci Kunci Rizqi Menurut Al Qur'an dan as Sunnah

:: Ringkasan Buku ::


Judul asli : Mafatihur Rizq Fi Dhau'il Kitab wa Sunnah
Penulis : Dr. Fadhl Ilah
Edisi Indonesia : Kunci Kunci Rizqi Menurut Al Qur'an dan as Sunnah
Penerjemah : Ainul Haris Arifin, LC
Penerbit : Darul Haq - Jakarta
Cetakan : VII, Juni 2004 M
Halaman : xii + 102


Buku ini menerangkan tentang sebab sebab turunnya rizqi. Tidak semua sebab sebab turunnya rizki dituliskan oleh sang penulis buku. Tetapi hanya sebagiannya saja yang dia dimudahkan oleh Allah Jalla wa 'Ala untuk mengumpulkannya. Dalam buku tersebut diterangkan sepuluh pasal yang menjadi sebab turunnya rizki. Yaitu :


1. Istighfar dan taubat
2. Taqwa
3. Bertawakkal kepada Allah
4. Beribadah kepada Allah sepenuhnya
5. Melanjutkan haji dengan umrah atau sebaliknya
6. Silaturrahim
7. Berinfak di jalan Allah
8. Memberi nafkah kepada orang orang yang sepenuhnya menuntut ilmu syariat (agama)
9. Berbuat baik kepada orang orang lemah
10.Hijrah di jalan Allah

Pada ringkasan buku ini, saya kutipkan sebagiannya yang ada di buku tersebut dan tentunya juga dengan meringkasnya. Inilah dia..


[ISTIGHFAR DAN TAUBAT]
----------------------
Dalil syar'i bahwa istighfar dan taubat termasuk kunci rizki.

Yaitu apa yang disebutkan Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Nuh Alaihi salam yang berkata kepada kaumnya,

"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu', sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak anakmu dan mengadakan untukmu kebun kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai sungai'." (Nuh : 10 - 12).

Imam Al Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasannya ia berkata: "Ada seorang laki laki mengadu kepada Al Hasan Al Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, "Beristighfarlah kepada Allah!"
Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya, "Beristighfarlah kepada Allah!"
Yang lain berkata lagi kepadanya, "Do'akanlah (aku) kepada Allah, agar ia memberiku anak!" Maka beliau mengatakan kepadanya, "Beristighfarlah kepada Allah!"

Dan yang lain mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan (pula) kepadanya, "Beristighfarlah kepada Allah!" (hal. 14).

Dalam hadits diterangkan,

"Barang siapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tiada disangka sangka." (Al Musnad no. 2234, 4/55-56).

Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya, yang berbicara berdasarkan wahyu, mengabarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang
memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Memberi rizki, yang Memiliki kekuatan akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terbetik dalam hatinya.


[ T A Q W A ]
-------------
Dalil syar'i bahwa taqwa merupakan kunci rizki.

"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka sangkanya." (Ath Thalaq: 2-3).

"Jikalau sekiranya penduduk negeri negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri." (Al A'raf: 96).

Menafsirkan firman Allah (yang artinya)
"Pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai berkah dari langit dan bumi", Abdullah bin Abbas mengatakan: "Niscaya Kami lapangkan kebaikan (kekayaan) untuk mereka dan Kami mudahkan bagi mereka untuk mendapatkannya dari segala arah." (Tafsir Abu As Su'ud, 3/253). (hal. 25).


[BERTAWAKKAL KEPADA ALLAH]
--------------------------
Dalil syar'i bahwa bertawakkal kepada Allah termasuk kunci rizki.

Imam Ahmad, At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al Mubarak, Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Qudha'i dan Al Baghawi meriwayatkan dari Umar bin Al Khaththab radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung burung. Mereka berangkat pagi pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang."

Allah berfirman,
"Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap tiap sesuatu." (Ath Thalaq: 3)


APAKAH TAWAKKAL ITU BERARTI MENINGGALKAN USAHA?
-----------------------------------------------
Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki laki yang hanya duduk di rumah atau masjid seraya berkata, 'Aku tidak mau bekerja sedikit pun, sampai rizkiku datang sendiri'. Maka beliau berkata, ia adalah laki laki yang tidak mengenal ilmu. Sunnguh Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya Allah telah menjadikan rizkiku melalui panahku."

Dan beliau bersabda:
"Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar benar tawakkal, niscaya Allah memberimu rizki sebagaimana yang diberikan Nya kepada burung burung berangkat pagi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang."

Dalam hadits tersebut dikatakan, burung burung itu berangkat pagi pagi dan pulang sore hari dalam rangka mencari rizki.
Selanjutnya Imam Ahmad berkata: "Para shahabat juga berdagang dan bekerja dengan pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita." (Fathul Bari, 11/305 - 306). (Hal. 36-37).


[SILATURRAHIM]
--------------
Dalil syar'i bahwa silaturrahim termasuk kunci rizki.

"Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturrahim." (HR. Bukhari, Kitabul Adab, no. 5985, 10/415).

"Belajarlah tentang nasab nasab kalian sehingga kalian bisa menyambung silaturrahim. Karena sesungguhnya silaturrahim adalah (sebab adanya) kecintaan terhadap keluarga (kerabat dekat), (sebab) banyaknya harta dan bertambahnya usia." (Al Musnad, no. 8855).


[BERINFAK DI JALAN ALLAH]
-------------------------
Dalil syar'i bahwa berinfak di jalan Allah adalah termasuk kunci rizki.

"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang sebaik baiknya." (Saba': 39).

Maka, barangsiapa berinfak berarti dia telah memenuhi syarat untuk mendapatkan ganti. Sebaliknya, siapa yang tidak berinfak maka hartanya akan lenyap dan ia tidak berhak mendapatkan ganti. Hartanya akan hilang tanpa ganti, artinya lenyap begitu saja.

Dalil lain adalah hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Nabi shallallahu'alaihi wa sallam memberitahukan kepadanya:
"Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Wahai anak Adam, berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadamu." (Shahih Muslim, kitab Az Zakah, no. 36 (993), 2/690-691).


[PERSONAL VIEW]
---------------
Buku ini memuat sebab sebab turunnya rizki yang perlu sekali diketahui oleh kaum muslimin. Buku ini mengungkap bagaimana agar Allah berkenan memberikan rizki kepada kita. Sebagai contoh yang menarik untuk kita garisbawahi nasehat Al Hasan Al Bashri ketika ada orang yang mengeluh tentang kekeringannya, kemiskinannya dan keinginannya untuk mempunyai anak. Al Hasan Al Bashri menasehatinya untuk bertaubat dan beristighfar berdasar firman Allah Jalla wa 'Ala dalam Surat Nuh. Hal hal seperti inilah yang banyak kaum muslimin tidak / belum mengetahuinya. Dengan membaca buku ini kita jadi mengetahui jalan jalan agar Allah menurunkan rizkinya kepada kita.

Semoga ringkasan ini bermanfaat buat kaum muslimin. Dan saya berharap semoga Allah menjadikan rizkiku melalui penaku..

Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 4 Desember 2006

Chandraleka
Independent IT Writer
Selanjutnya...

:: Ketika Allah Berkehendak Lain ::

:: Ketika Allah Berkehendak Lain ::

Judul : Ketika Allah Berkehendak Lain
Pengarang : Anas bin Muhammad As Salim
Penerjemah : Ust. Abu Ihsan Al Atsari
Penerbit : At Tibyan - Solo
Halaman : 172 halaman


"Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (At Taghaabun : 11).


Demikian buku ini membuka dirinya dengan mengutip ayat Al Qur'an.

Buku ini mengajarkan kepada kita tentang sabar dan keridhaan atas kehendak Allah Jalla wa 'ala. Berisi tentang ayat ayat tentang kesabaran, hadits hadits yang berbicara mengenai kesabaran, dan ucapan shahabat dan salafus shalih tentang ridha dan sabar. Kemudian berlanjut dengan kisah kisah yang penuh hikmah dan nasihat seputar kesabaran dan keridhaan atas kehendak Allah.

Inilah kutipan sebagiannya dengan meringkas.



[Ayat Ayat yang Berbicara Tentang Kesabaran]
--------------------------------------------
"Hai orang orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (Q.S. Ali Imran : 200).

"Hai orang orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang orang yang sabar." (Q.S. Al Baqarah: 153).

"Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. An Nahl: 96).

"Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas." (QS. Az Zumar: 10).

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar, (yaitu) orang orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : 'Innaa lillahi wa inna ilaihi raaji'uun'. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al Baqarah : 155 - 157).



[Hadits Hadits yang Berbicara Tentang Kesabaran]
------------------------------------------------
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya dan kebaikan ini tidak dimiliki oleh selain seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya." (HR. Muslim no. 2999).

"Tidaklah seorang muslim tertimpa kesulitan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan dan duka cita sehingga duri yang menusuknya kecuali Allah akan menjadikan itu semua sebagai penghapus dosa dosanya." (HR. Bukhari (X/5641 dan 5642) dan Muslim (2573) ).

"Sesungguhnya besarnya pahala ditentukan oleh besarnya ujian. Sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan dan barangsiapa yang marah maka baginya kemarahan." (HR. Bukhari lihat Fathul Baari XI / 6464).



[Ucapan Sahabat dan Salafus Shalih Tentang Ridha dan Sabar]
-----------------------------------------------------------
Umar bin Al Khaththab radhiyallahu'anhu berkata: "Sesungguhnya kebaikan itu seluruhnya ada pada keridhaan. Dan jika engkau tidak bisa ridha maka bersabarlah." (Nadhratun Na'im 2133 dan Tahdzib Madaarijus Salikin II/185).

Ibnul Qayyim berkata: "Buah keridhaan adalah kegembiraan dan kebahagiaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala." (Nadhratun Na'im 2124, Ibnu Abid Dunya dalam At Taqwa).

Hudzaifah berakta: "Sesungguhnya tidaklah Allah menciptakan sesuatu melainkan bermula dari kecil kemudian membesar kecuali musibah. Allah menciptakannya bermula dari besar kemudian mengecil." (Bahjatul Majaalis wa Unsul Majaalis III/352).

Al Fudheil bin Iyadh berkata: "Ridha lebih afdhal daripada zuhud terhadap dunia. Karena orang yang ridha tidak berangan angan sesuatu yang melebihi kedudukannya." (Ghidzaa'ul Albaab Syarah Manzhumatul Adaab II/417).

Abu Utsman pernah ditanya tentang sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam:
"Aku memohon kepada Mu keridhaan sesudah qadha' (ketetapan Allah)."
Ia menjawab: "Karena ridha sebelum qadha' masih berupa azam untuk ridha, sementara ridha sesudah qadha' itulah sebenar benarnya ridha." (Ghidzaaul Albaab Syarah Manzhumatul Adaab II/417).



[Kisah Wafat Nabi Shallallahu'alaihi wa Sallam]
-----------------------------------------------
Ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam wafat dan Abu Bakar mendengar berita duka tersebut ia segera datang dengan mengendarai kudanya dari tempatnya di As Sunhi. Begitu sampai beliau langsung masuk masjid dan tidak berbicara kepada siapapun hingga masuk menemui 'Aisyah dan mendatangai jenazah Nabi Shallallahu'alaihi wa Sallam yang ditutupi kain beludru hibarah. Abu Bakar menyingkap penutup wajah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam kemudian bersimpuh mencium beliau kemudian menangis. Ia berkata:

"Ayah dan ibuku jadi tebusannya, Allah tidak akan mengumpulkan dua kematian atasmu, adapun kematian yang telah ditetapkan atasmu engkau telah menjalaninya." (Diriwayatkan olah Al Bukhari).

Kemudian Abu Bakar keluar sementara Umar radhiyallahu'anhu sedang berbicara kepada orang banyak. Abu Bakar radhiyallahu'anhu berkata: "Duduklah hai Umar!" Namun Umar menolak duduk. Maka orang banyakpun mengalihkan pandangan mereka kepada Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Abu Bakar berkata:

"Amma ba'du, siapa diantara kalian yang menyembah Muhammad maka sesungguhnya Muhammad telah wafat. Dan barangsiapa menyembah Allah maka Allah adalah Yang Maha Hidup dan tidak akan mati."

Allah Ta'ala berfirman:
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad). Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 144).

Ibnu Abbas berkata: "Demi Allah, seolah olah orang banyak tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat tersebut hingga Abu Bakar membacakannya. Maka orang orang pun menerima ucapan Abu Bakar. Tidak aku dengar seorangpun melainkan ia membacanya."

Ibnul Musayyib berkata: "Umar berkata: "Demi Allah, seolah aku baru tahu ayat itu ketika aku mendengar Abu Bakar membacanya. Akupun terkulai lemas sehingga dua kakiku tak mampu menopang tubuhku. Hingga aku jatuh ke lantai ketika aku mendengar Abu Bakar membacakannya. Barulah aku sadari bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa Sallam benar benar wafat." (Ar Rahiqul Makhtum hal. 452).



[Beberapa Contoh Keridhaan Para Shahabat dan Salafus Shalih]
------------------------------------------------------------
*Al Fudheil bin Iyadh Saat Kematian Anaknya*

Abu Ali rahimahullah berkata: "Aku menyertai Al Fudheil bin Iyadh rahimahullah selama tiga puluh tahun. Aku tidak pernah melihat beliau tertawa dan tersenyum kecuali pada hari kematian Ali rahimahullah, anaknya.

Aku bertanya kepadanya: "Apa ini?"

Ia berkata: "Sesungguhnya Allah menyukai suatu urusan dan aku menyukai apa yang disukai Allah Subhanahu wa Ta'ala, wa inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." (Kasyful Kurbah 'Inda Faqdil Ahibbah).


*Empat perkara yang meringankan musibah*
Bazarjamhar ditanya tentang keadaannya pada saat menghadapi musibah. Ia berkata:

"Aku melakukan empat perkara:
Pertama, aku katakan ini adalah qadha dan takdir yang harus terjadi.
Kedua, aku katakan jika aku tidak bersabar apa lagi yang bisa kulakukan?
Ketiga, aku katakan bisa saja yang terjadi adalah musibah lain yang lebih besar daripada musibah ini.
Keempat, aku katakan mudah mudahan kemudahan akan segera datang." (Al Mustathraf fi kulli fannin mustazhraf I/340).




[PERSONAL VIEW]
----------------------
Ada baiknya seorang muslim berbaik sangka kepada Allah terhadap musibah yang menimpanya. Dan kita pun perlu bersyukur karena dibalik musibah itu insya Allah ada pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar. Tentu saja ada hikmah yang juga besar dibalik musibah itu. Suatu contoh. Mungkin pernah kita dengar seseorang yang dipecat dari perusahaan tempatnya mencari nafkah. Yang memaksanya untuk membuat usaha sendiri. Di kemudian hari dia menjadi seorang pengusaha yang sukses.
Tentunya banyak kisah kisah lain yang terjadi di sekeliling kita yang bisa diambil hikmahnya.

Kita mempunyai harapan dan keinginan, tetapi Allah dengan sifat Nya Yang Maha Penyayang, menghendaki yang lain. Suatu saat insya Allah bisa kita pahami hikmah dari musibah yang menimpa kita. Di saat itu kita bisa sadar penjagaan Allah buat kita. Kita bisa sadar kasih sayang Allah kepada hamba Nya. Mungkin sambil menangis haru kita bisa berkata lirih,

"Ya Rabb, jangan tinggalkan kami..."





Ringkasan ini dibuat oleh Chandraleka
Di Depok 23 November 2006



Wassalamua'alaikum

Chandraleka
Independent IT Writer
Selanjutnya...