... .. . Resensi Buku Islam

Situs ini memuat informasi tentang buku buku Islam. Resensi dan ringkasan buku buku Islam yang insya Allah bermanfaat buat para pembaca.

Sunday, December 29, 2024

Senarai Singkat Anotasi tentang Sandal


1. Pakailah kedua-duanya atau melepas keduanya[1] .
2. Syaitan berjalan menggunakan satu sandal saja[2]. Jadi selisihilah syaitan.
3. Memakai sandal harus kaki kanan terlebih dahulu. Melepas sandal harus kaki kiri terlebih dahulu[3].
4. Bolehnya shalat menggunakan sandal yang tidak bernajis[4].
5. Bila berjalan di pemakaman, sandalnya harus dilepas[5].
6. Meminta kepada Allah walaupun pada persoalan tali sandal yang putus[6].
7. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mendengar sandal Bilal bin Rabah radhiyallahu’anhu di Surga[7].
8. Kehilangan sandal di masjid itu masalah ringan, yang berat itu kalau sandalmu tidak pernah ke masjid[8].

Disusun oleh Abu Maryam Chandra
Bogor, 27 Jumadal Akhirah 1446 H/29 Desember 2024 M

------
[1] Dari ‘Ali bin Abī Thālib radhiallahu ‘anhu, beliau berkata:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم : لَا يَمْشِ أَحَدُكُمْ فِي نَعْلٍ وَاحِدَةٍ, وَلْيُنْعِلْهُمَا جَمِيعًا, أَوْ لِيَخْلَعْهُمَا جَمِيعًا . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِمَا
Rasūlullāh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian berjalan memakai satu sandal saja, tetapi hendaknya dia memakai sandal kedua-duanya atau dia melepaskannya kedua-duanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
[2] Dalam hadits yang shahih Rasūlullāh shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَمْشِي بِالنَّعْلِ اْلوَاحِدَة

“Sesungguhnya syaithān berjalan dengan satu sandal saja.”
Sebagaimana hal ini diriwayatkan oleh Imām Thahawi dalam Syarah Musykil Al-Aatsaar dan disebutkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh dalam Silsilah Al-Hadits Ash-Shahihah hadits no. 348.

[3] Al-Hāfizh Ibnu Hajar rahimahullāh membawakan hadits dari ‘Ali radhiyallāhu Ta’ālā ‘anhu,
: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِينِ, وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ, وَلْتَكُنْ اَلْيُمْنَى أَوَّلَهُمَا تُنْعَلُ, وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ

Beliau berkata:
“Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, ‘Jika salah seorang dari kalian menggunakan sandal maka mulailah dengan menggunakan sandal bagian kanan, jika dia melepaskan sandalnya maka hendaknya dia mulai dengan melepaskan sandal yang kiri. Maka jadikanlah yang kanan yang pertama kali dipakai dan jadikanlah yang kanan pula yang terakhir dilepas’.” (Muttafaqun ‘Alaihi).

[4] Dari Abu Maslamah Sa’id bin Yazid beliau berkata,
سألتُ أنسَ بنَ مالكٍ: أكان النبيُّ صلى الله عليه وسلم يُصلي في نَعْلَيه قال: نعم
“Aku bertanya kepada Anas bin Malik, ‘apakah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah shalat memakai sandai?’ Beliau menjawab, ‘ya’” (HR. Al-Bukhari no. 386).

[5] Dalil dalam masalah ini adalah hadits Basyir bin al-Khashashiyyah, ia berkata:

بَيْنَا أَنَا أُمَاشِي رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إذَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي الْقُبُورِ، عَلَيْهِ نَعْلَانِ، فَقَالَ: يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ، أَلْقِ سِبْتِيَّتَيْك. فَنَظَرَ الرَّجُلُ، فَلَمَّا عَرَفَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَلَعَهُمَا، فَرَمَى بِهِمَا».

"Ketika aku menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ada seorang laki-laki yang berjalan di kuburan dengan memakai dua sandal, kemudian beliau berkata: “Wahai orang yang memakai dua sandal, lepaskanlah dua sandalmu!” Maka laki-laki tersebut menoleh, dan saat dia mengetahui (bahwa yang memanggilnya adalah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia pun melepas dan meletakan kedua sandalnya tersebut." [HR. Abu Dawud, dishahihkan asy-Syaikh al-Albani dan asy-Syaikh Muqbil].

[6] Aisyah radhiallahu ta’ala ‘anha juga mengatakan:
سَلُوا اللَّهَ كُلَّ شَيءٍ حَتَّى الشِّسعَ
“Mintalah kepada Allah bahkan dalam hal meminta tali sendal sekalipun.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/42, Al Albani berkata: “mauquf jayyid” dalam Silsilah Adh Dha’ifah no. 1363).

[7] Sebuah hadits
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ لِبِلاَلٍ: «يَا بِلاَلُ، حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ، فَإنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ في الجَنَّةِ» قَالَ: مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي مِنْ أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طُهُوْرًا فِي سَاعَةٍ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ،وَهَذَا لَفْظُ البُخَارِي.
«الدَّفُّ» بِالفَاءِ: صَوْتُ النَّعْلِ وَحَرَكَتُهُ عَلَى الأَرْضِ، واللهُ أعْلَم.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku tentang satu amalan yang engkau lakukan di dalam Islam yang paling engkau harapkan pahalanya, karena aku mendengar suara kedua sandalmu di surga.” Bilal menjawab, “Tidak ada amal yang aku lakukan yang paling aku harapkan pahalanya daripada aku bersuci pada waktu malam atau siang pasti aku melakukan shalat dengan wudhu tersebut sebagaimana yang telah ditetapkan untukku.” (Muttafaqun ‘alaih. Lafal hadits ini adalah milik Bukhari) [HR. Bukhari, no. 443 dan Muslim, no. 715].

[8] Perkataan yang sudah viral.

Selanjutnya...