... .. . Resensi Buku Islam

Situs ini memuat informasi tentang buku buku Islam. Resensi dan ringkasan buku buku Islam yang insya Allah bermanfaat buat para pembaca.

Sunday, May 11, 2025

Senarai Penciptaan Adam dengan Tangan Allah


============================


[1]
Berkata Abdullah bin Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhuma,

خلق الله أربعة أشياء بيده: العرش، وجنات عدن، وآدم، والقلم

“Allah menciptakan empat hal dengan tangan-Nya: Al-‘Arsy; Surga Al-‘Adn; Nabi Adam; dan Al-Qalam (pena). (HR. Hakim dalam Mustadrak, Adz-Dzahani berkata dalam At-Talkhis “shahih”)

Untuk makhluk yang lainnya, diciptakan dengan kata 'Kun' (jadilah), maka akan terjadi.

[2]
Berkata seorang murid Imam asy-Syafi'i yang masyhur, Imam Ismail bin Yahya al Muzani asy-Syafi'i yang dikenal dengan Imam Al Muzani,
"Kemudian Allah Ta'ala menciptakan Adam dengan tangan-Nya dan menempatkannya di dalam surga-Nya." (Syarhus Sunnah lil Muzani, Ismail bin Yahya al Muzani asy-Syafi'i).  

Menjadi keyakinan Ahlussunnah wal Jama'ah bahwa Allah mempunyai tangan.

[3]
Berfirman Allah Ta’ala,

وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا ۘ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ

“Dan orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. Padahal kedua tangan Allah terbuka lebar, Dia memberi rezeki sebagaimana Dia kehendaki.” (QS. Al-Maidah: 64)

[4]
Berfirman Allah Ta’ala,

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman tangan-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Dia dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar: 67)

[5]
Berkata Imam Asy-Syafi’i rahimahullah,

أنَّه سميعٌ، وأنَّ له يَدينِ بقَولِه: بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ، وأنَّ له يمينًا بقَولِه: وَالسَّمَوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ

“Allah Maha Mendengar dan Allah memiliki dua tangan berdasarkan ayat (yang artinya), “Bahkan kedua tangan-Nya terbuka lebar.” (QS. Al-Maidah: 64). Dan kedua tangan Allah adalah kanan, berdasarkan firman-Nya (yang artinya), “Dan langit-langit dilipat oleh Allah dengan tangan kanan-Nya.” (QS. Az-Zumar: 67)”. (Thabaqat Al-Hanabilah, 1: 282)

[6]
Berkata Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah,

قَلبُ العَبدِ بين أُصبُعَين، وخَلَق آدَمَ بيَدِه، وكلَّما جاء الحديثُ مِثلُ هذا قُلْنا به

“Hati manusia ada di antara jari-jemari Allah, Allah menciptakan Nabi Adam dengan tangan-Nya. Setiap hadis yang menyebutkan semisal ini, maka itulah akidahku.” (Ibthalut Ta’wilat, karya Abu Ya’la hal. 45)

[7]
Ibnu Baththah rahimahullah, penulis kitab al Ibanah, mengatakan,

بابُ الإيمانِ بأنَّ للهِ عَزَّ وجَلَّ يدَينِ، وكِلْتا يَدَيه يمينانِ

“Bab mengimani bahwa Allah ‘azza wa jalla memiliki dua tangan, dan kedua tangan Allah itu kanan.” (Al-Ibanah Al-Kubra, 7:  295)

[8]
Berkata Nu’aim bin Hammad rahimahullah,

من شبه الله بخلقه فقد كفر، ومن جحد ما وصف الله به نفسه فقد كفر، وليس ما وصف الله نفسه ورسوله تشبيهاً

“Siapa saja yang menyamakan Allah dengan makhluk-Nya, maka ia kufur. Siapa saja yang menolak menetapkan sifat yang Allah tetapkan untuk diri-Nya, maka dia kufur. Namun, menetapkan sifat yang Allah tetapkan untuk diri-Nya atau ditetapkan oleh Rasul-Nya, bukanlah menyamakan Allah dengan makhluk.” (Syarah Ushul I’tiqad Ahlissunnah, karya Al-Lalikai, 3: 532)

--------------
Sumber:
Makna Ayat “Tangan Allah di Atas Tangan Mereka” (oleh Yulian Purnama, S.Kom, Sumber: https://muslim.or.id/90949-makna-ayat-tangan-allah-di-atas-tangan-mereka.html)
Empat Yang Allah Ciptakan Dengan Tangan-Nya, Yang Lain Dengan Ucapan “Kun” (oleh Raehanul Bahraen, https://muslimafiyah.com/empat-yang-allah-ciptakan-dengan-tangan-nya-yang-lain-dengan-ucapan-kun.html)

14 Dzulqa'dah 1446 H/12 Mei 2025 M
Abu Maryam
di Bogor

Selanjutnya...

Kadar Minimal Beriman dengan Rukun-Rukun Iman


*[1. Beriman kepada Allāh]*
Kadar minimal yang wajib adalah:
. Meyakini bahwa Allah itu ada.
. Meyakini bahwa Allāh memiliki sifat-sifat Rububiyyah.
. Meyakini bahwa Allah adalah yang disembah (illāh).
. Meyakini bahwa Allah memiliki nama dan sifat, meski belum mengetahui rincian dari nama dan sifat tersebut.

Ini adalah kadar minimal dari beriman kepada Allah. Bila mengetahui rincian dari hal tersebut maka itu adalah tambahan ilmu.


*[2. Beriman dengan Malaikat-Malaikat-Nya]*
Kadar minimal yang wajib adalah:
. Meyakini bahwa malaikat adalah makhluk Allah dan ada.
. Meyakini bahwa ada di antara mereka yang ditugaskan menurunkan wahyu kepada para Nabi.

Ini adalah kadar minimal dari beriman kepada malaikat-malaikat-Nya. Bila mengetahui rincian dari hal tersebut maka itu adalah tambahan ilmu.


*[3. Beriman dengan Kitab-Kitab-Nya]*
Kadar minimal yang wajib adalah:
. Meyakini bahwa Allah menurunkan kitab kepada siapa yang Allah kehendaki di antara para rasul.
. Meyakini bahwa kitab-kitab tersebut memuat hukum Allah yang digunakan oleh para rasul untuk menghukumi di antara manusia karena di dalamnya memuat hukum Allāh yaitu perkara halal, haram, wajib, sunnah.
. Meyakini bahwa kitab-kitab sebelum Al-Qur’an telah dihapus dengan Al-Qur’an.

Ini adalah kadar minimal dari beriman kepada kitab-kitab-Nya. Bila mengetahui rincian dari hal tersebut maka itu adalah tambahan ilmu.


*[4. Beriman dengan Rasul-Rasul-Nya]*
Kadar minimal yang wajib adalah:
. Meyakini bahwasanya Allah mengutus para rasul untuk berdakwah.
. Meyakini bahwa para rasul tersebut mendakwahkan kepada Tauhīd.
. Meyakini bahwa rasul yang terakhir adalah Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Ini adalah kadar minimal dari beriman kepada rasul-rasul-Nya. Bila mengetahui rincian dari hal tersebut maka itu adalah tambahan ilmu.


*[5. Beriman dengan Hari Akhir]*
Kadar minimal yang wajib adalah:
. Meyakini bahwa Allah akan membangkitkan atau menghidupkan orang yang sudah meninggal.
. Meyakini bahwa Allah akan membalas manusia setelah dibangkitkan.
. Meyakini bahwa Allah akan memberi balasan berupa Surga atau Neraka.

Ini adalah kadar minimal dari beriman kepada Hari Akhir. Bila mengetahui rincian dari hal tersebut maka itu adalah tambahan ilmu.


*[6. Beriman dengan Takdir]*
Kadar minimal yang wajib adalah:
. Meyakini bahwa Allāh telah menakdirkan segala sesuatu yang baik maupun yang buruk sejak dahulu.
. Meyakini bahwa tidaklah terjadi di dunia ini kecuali dengan kehendak Nya.

Ini adalah kadar minimal dari beriman dengan takdir. Bila mengetahui rincian dari hal tersebut maka itu adalah tambahan ilmu.

-----------
Disarikan dari Halaqah Silsilah Ilmiyah AbdullahRoy pembahasan Kitab Al Ushul Ats Tsalatsah, dengan perubahan narasi.
Pembuat Sari oleh Chandra Abu Maryam
di Bogor, 27 April 2024


Selanjutnya...

Allah Meninggikan Orang yang Berilmu



*Dasar dari Al Qur'an*

Allah Ta’ala berfirman,

 …يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ..

"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).

*Dasar dari Hadits*

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR. Muslim no. 817, dari ‘Umar bin Al Khattab).

Ada sebuah kisah menarik berkaitan dengan Allah meninggikan derajat orang yang berilmu.

*Kisah Pertama*

أَنَّ نَافِعَ بْنَ عَبْدِ الْحَارِثِ لَقِىَ عُمَرَ بِعُسْفَانَ وَكَانَ عُمَرُ يَسْتَعْمِلُهُ عَلَى مَكَّةَ فَقَالَ مَنِ اسْتَعْمَلْتَ عَلَى أَهْلِ الْوَادِى فَقَالَ ابْنَ أَبْزَى. قَالَ وَمَنِ ابْنُ أَبْزَى قَالَ مَوْلًى مِنْ مَوَالِينَا. قَالَ فَاسْتَخْلَفْتَ عَلَيْهِمْ مَوْلًى قَالَ إِنَّهُ قَارِئٌ لِكِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَإِنَّهُ عَالِمٌ بِالْفَرَائِضِ. قَالَ عُمَرُ أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- قَدْ قَالَ

« إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ ».

Nafi’ bin ‘Abdul Harits pernah bertemu ‘Umar di ‘Usfan dan ketika itu ‘Umar menugaskan Nafi’ untuk mengurus kota Makkah.

Umar pun bertanya, “Kalau begitu siapa yang mengurus penduduk Al Wadi?”

“Ibnu Abza”, jawab Nafi’.
Umar balik bertanya, “Siapa Ibnu Abza”.
Ketika itu dijawab, “Dia adalah di antara *bekas budak* kami.”
Umar terheran dan berkata, “Kok bisa yang engkau tugaskan adalah bekas budak?”
Nafi’ menjawab, “Ia itu paham Al Qur’an dan memahami ilmu faroidh (waris).”

Umar berkata, “Sesungguhnya nabi kalian itu bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.“ (HR. Muslim, no. 817).

*Kisah Kedua*

Di zaman dahulu ada seseorang yang lehernya cacat, dan ia selalu menjadi bahan ejekan dan tertawaan. Kemudian ibunya berkata kepadanya, “Hendaklah engkau menuntut ilmu, niscaya Allah akan mengangkat derajatmu.”

Sejak itu, orang itu belajar ilmu syar’i hingga ia menjadi orang alim, sehingga ia diangkat menjadi qadhi (hakim) di Makkah selama 20 (dua puluh) tahun. Apabila ada orang yang memiliki perkara duduk di hadapannya, maka gemetarlah tubuhnya hingga ia berdiri. (Dinukil dari al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 220-221).

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

أَنَّ العِلْمَ يَرْفَعُ صَاحِبَهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ مَا لاَ يَرْفَعُهُ المُلْكُ وَالمَالُ وَلاَ غَيْرُهُمَا , فَالعِلْمُ يَزِيْدُ الشَّرِيْفَ شَرَفًا وَيَرْفَعُ العَبْدَ المَمْلُوْكَ حَتَّى يُجْلِسُهُ مَجَالِسَ المُلُوْكِ

“Ilmu itu mengangkat derajat orang yang berilmu di dunia dan akhirat. Ilmu tidak seperti derajat yang diberikan kerajaan, harta benda, dan semacamnya karena ilmu semakin meningkatkan kemuliaan, mengangkat derajat seorang budak hingga menempatkannya *di tempat-tempat para raja*.” (Miftaah Daar As-Sa’aadah, 1:497).

----------------

Sumber:
1. Keutamaan Ilmu Syar'i dan Mempelajarinya, Al-Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas, https://almanhaj.or.id/13080-keutamaan-ilmu-syari-dan-mempelajarinya-2.html#_ftn5, akses 22 Februari 2025

2. Lebih dari 100 Keutamaan Orang Berilmu dari Kitab Miftah Daar As-Sa’adah (Bagian 01), Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc., https://rumaysho.com/29364-lebih-dari-100-keutamaan-orang-berilmu-dari-kitab-miftah-daar-as-saadah.html, akses 22 Februari 2025

3. Sungguh Mulia, Allah Meninggikan Derajat Orang yang Paham Al-Qur’an, Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc., https://rumaysho.com/35529-sungguh-mulia-allah-meninggikan-derajat-orang-yang-paham-al-quran.html, akses 22 Februari 2025

Selanjutnya...

Ketentuan Shalat Idul Fitri dan Shalat Idul Adha


. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di berpendapat bahwa shalat Ied adalah fardhu 'ain bukan fardhu kifayah.
. Waktunya adalah mulai dari matahari naik setinggi tombak hingga waktu tergelincirnya.
. Mengerjakan di tanah lapang.
. Menyegerakan shalat Idul Adha agar bisa segera berkurban.
. Mengakhirkan shalat Idul Fitri agar masih memberi kesempatan untuk zakat fitri.
. Makan sebelum mengerjakan shalat Idul Fitri, dianjurkan dengan kurma.
. Mandi dan memakai wewangian.
. Memakai pakaian yang paling bagus.
. Berangkat melewati satu jalan dan kembali lewat jalan yang lain.
. Shalat dikerjakan dua rakaat.
. Tanpa adzan dan iqomat.
. Bertakbir pada rakaat pertama sebanyak tujuh kali termasuk takbiratul ihram.
. Bertakbir pada rakaat kedua sebanyak lima kali, tidak termasuk takbir ketika berdiri.
. Mengangkat tangan pada setiap takbir.
. Memuji Allah dan membaca shalawat Nabi di antara dua takbir. Tidak ada dzikir-dzikir khusus.
. Kemudian membaca al Fathihah dan satu surat lain.
. Mengeraskan bacaan dalam shalat.
. Setelah salam khatib berkhutbah dua kali sebagaimana khutbah shalat Jum'at. Hukum mendengarkan khutbah tidak wajib.
. Dalam khutbahnya hendaknya khatib memperingatkan manusia tentang hukum-hukum yang sesuai kondisi ketika itu.
. Banyak-banyak membaca takbir (secara mutlak) yaitu pada malam Idul Fitri dan Idul Adha dan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah
. Untuk takbir muqayyad. Setelah shalat wajib dari shalat fajar hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai shalat Ashar pada hari Tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah).
. Bacaan takbirnya

 اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ



--------------
Dari buku Pedoman Ibadah Seorang Muslim, Terjemahan dari Manhajus Salikin wa Taudhihul Fiqhi Fiddin karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di.

Selanjutnya...